Pages

Jumat, 27 Juli 2012

APA KABAR INSTRUMEN LINDUNG NILAI

Transaksi saham di sebuah bursa efek selain memberikan peluang keuntungan juga terdapat risiko kerugian. Dogma yang dikenal bahwa semakin tinggi tingkat keuntungan yang anda harapkan maka semakin besar juga risiko yang anda hadapi. Hal ini adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan sehari-hari, siapa yang menghendaki sesuatu yang orang lain juga inginkan ia harus berani berkorban untuk mendapatkannya. Ini pula yang menyebabkan roda perekonomian berjalan sesuai mekanismenya. Istilah teman-teman saya “tidak ada makan siang gratis”. Karena kalau gratisan maka ada pihak yang bangkrut dan akhirnya perekonomian berhenti karena tidak ada pertukaran antar sesama.
Di bursa efek dimana pelaku transaksi sangat banyak dan frekuensi transaksi sangat tinggi, diperlukan mekanisme pengamanan bagi para investor sehingga transaksi berjalan dengan wajar, teratur, dan efisien. Pengamanan dimaksud dilakukan oleh penyelenggara bursa bersama dengan pengawas pasar modal melalui berbagai peraturan yang berupa ketentuan , tata cara, larangan, serta sanksi. Pengamanan tersebut hanyalah pengamanan untuk menghindari ketidak tertiban pasar yang dapat menyebabkan kerugian salah satu pihak akibat kecurangan pihak lain. Pengamanan tersebut tidak dapat melindungi investor dari kerugian alami akibat gejolak harga saham yang sering sulit diperkirakan.
Untuk mengatasi hal terakhir di atas, suatu bursa yang modern harus menyediakan instrument lindung nilai yang dengan mudah dapat difahami dan dimanfaatkan oleh investor untuk melindungi nilai saham dari penurunan yang tajam. Alat tersebut adalah instrument derivative dengan berbagai varian yang mestinya diperkenalkan sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini. Bursa jangan sampai menyediakan instrument derivative yang belum diperlukan. Instrumen derivative yang mudah digunakan untuk sarana lindung nilai adalah “futures” yaitu suatu bentuk transaksi kontrak berjangka saham (SSF = Single Stock Futures) yang memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini ditetapkan beberapa periode disesuaikan dengan hasil survey untuk mengetahui berapa lama rata-rata investor memegang saham sebelum dijualnya kembali. Salah satu instrument futures yang diperkenalkan di bursa efek di Indonesia adalah “index futures” yaitu futures (kontrak berjangka) yang memperdagangkan indeks LQ45. Sayangnya instrument ini tidak berkembang dengan baik karena sejak lahir sudah menderita beberapa kelemahan. Kelemahan utamanya adalah LQ45 itu sendiri merupakan indeks harga saham gabungan dari 45 saham likuid yang dalam kenyataannya digerakan oleh beberapa saham besar diantara 45 saham terpilih sehingga arah pergerakannya sangat mudah dibaca dan sangat mudah direkayasa. Cacat lahir lainnya adalah kurangnya dukungan pihak-pihak terkait di pasar modal sehingga dasar hukum, mekanisme, dan upaya pengembangan hanya dilakukan secara setengah-setengah akibat belum disadarinya keperluan lindung nilai oleh sebagian besar para pihak. Pada saat lahirnya LQ45 futures, sebagian besar pihak yang seharusnya mendukung lebih banyak berkutat dengan persoalan rebutan lahan. Silahkan buka kembali file Koran anda 3 atau 4 tahun yang lalu yang dipenuhi rebutan antar bursa. Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta yang mestinya bersinergi untuk memberikan layanan kepada investor tetapi justru saling silang mempermasalahkan lahirnya instrument derivative. Begitu juga antara Bursa Efek Surabaya dengan Bursa Berjangka Jakarta. Akibatnya kalaupun saat itu sempat lahir instrument derivative lebih banyak karena untuk memperlihatkan eksistensi masing-masing sebagai bursa, tanpa memperhatikan kepentingan investor. Semacam adu gengsi tanpa wasit. Dengan telah menyatunya Bursa Efrek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, saatnya para pengelola bursa untuk belajar dari pengalaman dan melihat kembali esensi lindung nilai dalam suatu bursa modern yang akan mendunia. Sediakan sarana lindung nilai sesuai dengan tingkat pengetahuan investor sehingga dapat berkembang bersama instrument utamanya. Single Stock Futures merupakan instrument lindung nilai yang paling sempurna investor tidak perlu menghitung koefisien beta yang sering menyulitkan dan menggagalkan niat lindung nilai

0 komentar:

Posting Komentar