Pages

Jumat, 27 Juli 2012

TRANSAKSI SAHAM BUKAN JUDI

Judul tulisan ini nampak provokatif jika anda belum mengenal dengan benar apa itu transaksi saham. Tulisan ini mengajak anda menelusuri asal muasal transaksi saham dengan mudah sehingga akhirnya dapat memastikan sendiri apakah transaksi saham sama dengan judi atau tidak.
Tentu saja anda terlebih dahulu harus mengerti apa itu saham (baca dalam blog ini juga).
Yang menggiring pertanyaan apakah judi atau tidak adalah kata “spekulasi”. Dalam transaksi saham sering melekat kata spekulasi, yaitu suatu tindakan yang sering diartikan secara umum “untung-untungan”. Padahal kata “untung-untungan” sebenarnya tidak melekat dengan spekulasi tetapi justru lebih melekat dengan kata “judi”.
Mari kita kenali dua skenario berikut :
Pertama :
Lusa akan ada pertandingan tinju professional disiarkan di sebuah televisi swasta antara petinju Amerika melawan petinju Rusia. Dua orang A dan B yang sama-sama tidak tahu bahkan keduanya selama ini tidak menyukai pertandingan tinju, hanya karena kebetulan mereka punya uang dan ingin bertaruh, maka merekapun saling bertaruh satu sama lain sebesar Rp 100.000,- dengan cara menebak petinju dari mana yang akan menang. Jika tebakannya benar maka ia akan menerima uang dari kawannya yang tebakannya salah. Jelas sekali dari cerita ini bahwa baik A maupun B boleh dikatakan main “untung-untungan”

Kedua :
Masih dalam kasus tinju di atas X dan Y memang benar-benar penggemar tinju dan selalu mengikuti perkembangan kedua petinju tersebut dengan statistic pertandingan, kesehatan petinju dan data-data lain yang dapat menunjang kemampuan bertinju, seperti tempat pertandingan, suhu udara, dukungan penonton. Apabila X dan Y saling bertaruh, maka jelas mereka bertaruh tidak dalam pengertian “untung-untungan”, karena mereka mengunakan alat perhitungan. Antara X dan dan Y siapa yang memiliki informasi terkini mengenai kedua petinju akan lebih memiliki peluang untuk memenangkan tebakan.

Transaksi saham dilakukan oleh seorang investor atau seorang speculator. Akan kita sebut sebagai investor apabila ia membeli saham untuk kepentingan investasi jangka panjang dengan harapan saham yang ia miliki akan memberikan dividen atau akan naik harganya sehingga ia memperoleh capital gain (keuntungan akibat naiknya harga jual saham yang ia miliki). Sebaliknya ia akan kita sebut speculator apabila ia tidak ada niat untuk memiliki saham dalam jangka panjang tetapi akan ia jual kembali apabila harga naik. Mungkin ia jual kembali besok, lusa, atau bahkan pada hari yang sama dengan pembeliannya. Tentu saja sebelum ia membeli saham PT ABC, misalnya, ia terlebih dahulu melakukan analisis dan pengamatan terhadap saham tersebut beberapa waktu sebelumnya. Analisis yang ia gunakan biasanya ada dua macam yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (baca terus blog ini sampai ketemu apa itu analisis fundamental dan teknikal). Bandingkan tindakan investor saham ini dengan kedua scenario pertandingan tinju di atas. Pada saatnya nanti ketika kita membahas lindung nilai, anda akan mendapati betapa pentingnya peran speculator sebagai pihak yang bersedia mengambil alih risiko orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar